Tujuh Upaya Membunuh Presiden Sukarno

[​IMG]​
Total ada tujuh kali upaya pembunuhan Presiden Sukarno. Empat yg akbar, sisanya coba-coba bikin gempar.

DI Makassar, Sukarno mengalami dua kali upaya pembunuhan. Sblm peristiwa penggranatan di Jalan Cenderawasih, dia menjadi sasaran mortir di 1960. Kejadian itu dikenal dgn Peristiwa Mandai. “Masih dua kali lagi upaya pembunuhan terhadapku. Keduanya di Makassar,” kata Sukarno dlm Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adams.

Setiba di lapangan terbang Mandai, rombongan melanjutkan perjalanan menuju kota Makassar dgn pengawalan lngkap. “Dlm perjalanan menuju kota Makassar ini,” kata Mangil Martowidjojo dlm Kesaksian Ttg Bung Karno 1945-1967, “rombongan Presiden Sukarno ditembaki oleh gerombolan dgn mortir, tetapi tdk mengenai sasaran.”

Rombongan kacau. Apalagi jip CPM (Corps Polisi Militer) pengawal yg ada di depan mobil Bung Karno mogok. Mayor Sudarto Perang, mendorong mobil itu ke pinggir. Selesai jip CPM itu diganti dgn jip polisi, rombongan melanjutkan perjalanan menuju kota Makassar. Sesampainya di perbatasan kota, Sukarno dijemput dgn jip kap terbuka, krna akan disambut rakyat di kanan-kiri jalan. “Waktu Bung Karno mengadakan rapat raksasa,” kata Mangil, “para duta besar mengatakan sungguh Bung Karno itu hebat. Habis ditembaki begitu gencar, tetapi tetap tenang & malahan berani naik kendaraan terbuka. Bagaimana kalo di antara rakyat itu ada pengacaunya & menembaki Bung Karno?”

Menurut Maulwi Saelan, wakil komandan Tjakrabirawa, pelaku penembakan mortir ialah gerombolan Kahar Mudzakkar, pemimpin DI/TII Sulawesi Selatan. Sblmnya, Kahar ialah pemimpin Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS). Di 1951, Kahar mengajukan tuntutan kepada Kolonel Kawilarang, Panglima Tentara & Teritorium VII/Wirabuana biar KGSS dibentuk menjadi brigade sendiri merupakan Brigade XVI. Kahar marah krna permintaannya itu ditolak.

Menurut Anhar Gonggong dlm Abdul Qahhar Mudzakkar Dr Patriot Hingga Pemberontak, mereka beranggapan pemerintah Republik Indonesia pimpinan Presiden Sukarno telah menginjak-injak siri’ –tdk cuma bermakna malu yg dlm, tetapi jga mempertahankan harga diri dgn mempertaruhkan nyawa– mereka, “krna menolak diri mereka utk menjadi anggota APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia) & mencetak suatu kesatuan tersendiri dgn nama pahlawan kebanggan mereka, Hasanuddin.”

Pelaku peristiwa Mandai tdk tertangkap. Namun, perlawanan Kahar & pengikutnya berakhir sesudah dia ditembak mati di 3 Februari 1965.

Dengan dua peristiwa di Makassar, Sukarno telah lima kali menjadi sasaran pembunuhan. “Peristiwa keenam kalinya terjadi ketika suatu hari Bung Karno dlm perjalanan dari Bogor ke Jakarta dlm satu iring-iringan. Bung Karno melihat sendiri seorang laki-laki dgn gerak-gerik aneh kaya maling,” kata Maulwi.

“Saat berada dlm iring-iringan, aku melihat seorang laki-laki dgn gerak gerik aneh, sembunyi-sembunyi,” kata Sukarno. “Ketika kami lewat, kulihat dia berancang-ancang melemparkan granat. Matanya menangkap mataku, & ada sesuatu kekuatan yg menghentikan maksudnya. Dalam waktu sepersekian detik itu mobilku udah berada di luar batas pelemparan.”

Menurut Kadjat Adra’i dlm Suka Duka Fatmawati Sukarno, peristiwa lain yg mengarah ke upaya pembunuhan Sukarno merupakan Peristiwa Rajamandala. Kisahnya bermula dari kunjungan balasan Ketua Presidium Tertinggi Uni Soviet, Kliment Yefremovich Voroshilov. Selain ke Surabaya & Bali, Voroshilov jga berkunjung ke Bandung ditemani Presiden Sukarno. Dr Bandung perjalanan dilanjutkan ke Jakarta dgn mobil. Rute perjalanan ditetapkan melalui kawasan tetirah Puncak yg sejuk, mampir di Kebun Raya Cibodas, Istana Cipanas, & Istana Bogor.

Sehari sblm rombongan berangkat, seorang Letnan I CPM dgn jip Willys melalui rute tersebut, suatu jembatan panjang yg dikenal Jembatan Rajamandala. Di kedua ujung jembatan dilihatnya ada penjagaan satuan Polisi Militer yg membuatnya bertanya-tanya, “Mengapa ada penjagaan?” Sesampai di Jakarta, dia lngsng ke markas CPM Jl. Merdeka Timur utk menanyakan hal itu. Ternyata tdk pernah ada perintah menempatkan satuan CPM di Jembatan Rajamandala. “Jadi satuan itu pasti Dl/TII,” tulis Kadjat Adra’i. “Dia kmudian ingat, tanda kesatuan yg dikenakan gugus tugas gadungan itu tdk sebagaimana mestinya.”

“Karena pembersihan lewat cara konvensional ialah melalui serangan darat, AURI dikontak. Dua pesawat Mustang P51 dikerahkan, kmudian kawasan sekitar Rajamandala disapu bersih,” Kadjat Adra’i menambahkan. “Sewaktu rombongan Voroshilov lewat, tdk nampak tanda-tanda bhwa bbrapa jam sblmnya terjadi kontak senjata di sana.”

Dalam almanak upaya pembunuhan terhadap tokoh, Terrorism in the 20th Century, Jay Robert Nash menyebutkan Peristiwa Rajamandala itu terjadi di 25 Mei 1957, “Kliment Yefremovich Voroshilov, ketua presidium Rusia, menjadi target dari upaya pembunuhan yg gagal di Indonesia.”

Setidaknya udah tujuh kali Sukarno akan dibunuh. Namun, dia selalu selamat. Sukarno pun meyakini, “selama hidupku ada Kekuatan Maha Tinggi yg mengawal, memimpin, dan melindungiku. Bisa Jadi di satu waktu salah satu dari usaha pembunuhan ini akan berhasil dan mereka berhasil membunuh Sukarno. Kalaupun saatnya datang, ini terjadi karena Dia menghendakinya. Aku tidak gentar.”



Sumber: Historia.id
 
sejarah Tujuh Upaya Membunuh Presiden Sukarno, cerita sejarah Tujuh Upaya Membunuh Presiden Sukarno , kisah sejarah unik Tujuh Upaya Membunuh Presiden Sukarno , sejarah indonesia Tujuh Upaya Membunuh Presiden Sukarno , sejarah kerajaan Tujuh Upaya Membunuh Presiden Sukarno , sejarah kota Tujuh Upaya Membunuh Presiden Sukarno , sejarah dunia Tujuh Upaya Membunuh Presiden Sukarno , sejarah perkembangan Tujuh Upaya Membunuh Presiden Sukarno , pengertian sejarah Tujuh Upaya Membunuh Presiden Sukarno , sejarah pancasila Tujuh Upaya Membunuh Presiden Sukarno , sejarah taj mahal Tujuh Upaya Membunuh Presiden Sukarno , sejarah pramuka Tujuh Upaya Membunuh Presiden Sukarno , sejarah uang Tujuh Upaya Membunuh Presiden Sukarno

Share this:

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment